Notifikasi
Tidak ada notifikasi baru.

Mendobrak Dunia Backend Bersama Kak Oniq - Kolaborasi Keren dengan Muhammad Suhail & Inez Nurdika


 

Halo semuanya! Saya Tio, mahasiswa semester 4 jurusan Teknologi Informasi di UIN Walisongo Semarang sekaligus Admin HMJ Divisi Pendidikan dan Penalaran untuk program kerja SINTECH. Di artikel kali ini, saya mau berbagi cerita tentang Backend Squad kami yang dipimpin oleh Kak Oniq, dibantu oleh dua PJ keren, yaitu Muhammad Suhail dan Inez Nurdika Irzani. Jika biasanya kita sering membahas sisi tampilan (UI/UX) atau front-end, sekarang kita akan menyelami apa yang terjadi “di balik layar” sebuah aplikasi atau website. Bagi yang penasaran dengan serba-serbi dunia backend, mari simak cerita kami sampai tuntas!

Awal Ketertarikan Saya pada Dunia Backend

Sejujurnya, dulu saya mengira bahwa pembuatan website atau aplikasi hanya soal tampilan keren dan navigasi yang rapi. Begitu saya mulai belajar lebih dalam, barulah saya paham bahwa “jeroan” sistem alias backend sama pentingnya dengan tampilan. Backend bertanggung jawab pada logika bisnis, database, keamanan data, dan berbagai proses yang berjalan di belakang antarmuka pengguna.

Di kampus, saya sering mendengar nama Kak Oniq—sapaan akrab dari Nuurun Najmi Qonita—yang kabarnya jago urusan digital forensik, web development, dan punya segudang pengalaman di bidang IT. Dari situ, saya makin penasaran. Saat SINTECH memutuskan untuk membentuk tim Backend Squad, saya langsung antusias ingin tahu lebih banyak soal kiprah Kak Oniq, plus siapa saja PJ yang akan menemani beliau.

Mengenal Mentor Backend: Kak Oniq

Kalau kalian melihat CV Kak Oniq, pasti langsung terkesima. Beliau adalah mahasiswi TI UIN Walisongo Semarang yang aktif di berbagai organisasi dan magang, serta punya sederet prestasi gemilang. Saya sempat ngobrol santai dengan beliau sambil ngopi di kantin kampus, dan di situ saya sadar bahwa kesibukannya bukan main: mulai dari Web Developer di Noosa Academy (2024–sekarang), Asisten Dosen TIK (2023–2024), Asisten Mentor TalentClass (2023–2024), hingga pernah magang di PT. Sudut Progresif dan DISKOMINFO Semarang.

Meski fokusnya saat ini di bidang Digital Forensik, Kak Oniq juga punya pengalaman segudang di ranah backend. Dari penuturan beliau, dunia backend itu seru karena kita bisa merancang alur logika aplikasi, mengelola database, dan menyiapkan API agar front-end bisa berfungsi sempurna. Saya ingat, ketika saya bertanya, “Kenapa sih, Kak, suka banget sama backend?” Jawabannya sederhana namun mengena, “Karena di sinilah ‘nyawa’ sistem dijalankan. Kalau tampilan bagus tapi logikanya amburadul, aplikasi nggak akan berguna.”

Selain itu, Kak Oniq juga sangat peduli pada keamanan data. Maklum, beliau punya sertifikasi Digital Forensic Analyst Certified SIBERKU dan berbagai prestasi di bidang teknologi. Dengan latar belakang itu, ia sering menekankan pentingnya enkripsi data dan keamanan server. “Jangan sampai kita bikin aplikasi keren tapi mudah dibobol. Data user itu tanggung jawab kita,” ujarnya dengan serius. Mendengar itu, saya jadi paham bahwa peran backend developer bukan cuma soal “logic,” tapi juga menjaga kepercayaan pengguna.

PJ Backend 1: Muhammad Suhail

Pertama, kita punya Muhammad Suhail, PJ backend yang terkenal dengan ketenangannya saat coding. Dia adalah tipe orang yang jarang bicara, tapi sekali buka mulut, solusinya sering jitu. Saya pernah kesulitan mengatur query database yang kompleks, dan Suhail dengan santai menjelaskan cara menormalkan tabel agar lebih efisien. Katanya, “Kalau database kita berantakan, nanti di tahap development kita sendiri yang pusing. Mendingan rapikan dari awal.”

Selain itu, Suhail kerap kali mengeksplorasi teknologi-teknologi baru. Ia rajin membaca dokumentasi bahasa pemrograman terbaru, entah Node.js, Python, atau GoLang. Di setiap rapat, dia sering memberikan insight tentang cara mengoptimalkan performa server, termasuk caching data agar load time lebih cepat. Buat saya, Suhail adalah contoh nyata bahwa ketenangan bisa menjadi kekuatan. Ia lebih suka bekerja di balik layar, tapi hasilnya nyata ketika aplikasi kami berjalan lancar tanpa banyak bug.

PJ Backend 2: Inez Nurdika Irzani

Berbeda dengan Suhail yang kalem, Inez Nurdika Irzani adalah tipe PJ yang enerjik dan selalu menyemangati tim. Kalau rapat mulai “garing,” dia yang pertama kali menghidupkan suasana dengan celetukan lucu atau cerita singkat tentang bug aneh yang ia temukan. Meski begitu, jangan remehkan skill-nya. Inez sangat piawai menulis dokumentasi backend yang rapi, lengkap dengan diagram alur proses dan API endpoint yang jelas.

Saya sempat bekerjasama dengan Inez saat mengerjakan proyek internal kampus. Waktu itu, kami diminta membuat fitur login dan sistem manajemen user. Inez memastikan semua endpoint sudah terstruktur dengan baik, termasuk pengaturan hak akses. Dia juga memperhatikan hal-hal detail seperti validasi input dan penanganan error. “Buat apa bikin fitur canggih kalau user bisa asal masukin data dan ngerusak sistem?” begitu katanya. Dari situ saya belajar, kerapian dan ketelitian adalah kunci agar backend kita stabil dan mudah dikembangkan di masa depan.

Kolaborasi di Balik Layar: Kerja Tim yang Solid

Serunya di SINTECH adalah kami selalu berusaha menjembatani setiap divisi, mulai dari UI/UX Squad, Front-End Squad, hingga Backend Squad. Proses kolaborasi ini membuat kami paham betul bagaimana sebuah produk digital lahir. Biasanya, alur kerja kami seperti ini:

  1. UI/UX Squad menyiapkan desain tampilan dan user flow.
  2. Front-End Squad mengimplementasikan tampilan tersebut dengan HTML, CSS, JavaScript, atau framework tertentu.
  3. Backend Squad (yang sekarang kita bahas) menyiapkan server, database, dan API yang dibutuhkan agar aplikasi berjalan sesuai logika bisnis.

Saya melihat langsung bagaimana Kak Oniq, Suhail, dan Inez berkoordinasi dengan tim front-end. Mereka saling berdiskusi tentang struktur data, endpoint, hingga cara menangani error agar user mendapatkan feedback yang jelas. Kadang, terjadi juga perdebatan sengit soal format JSON atau struktur table, tapi justru itulah bumbu-bumbu yang membuat tim kami makin kuat. Kalau sudah mentok, Kak Oniq biasanya akan mengingatkan, “Ingat, kita satu tim. Intinya, kita bikin sistem ini supaya bermanfaat. Jadi, ayo cari solusi bareng-bareng.”

Belajar dari Kesalahan dan Keberhasilan

Nggak jarang kami menghadapi momen sulit. Misalnya, pernah suatu kali database kami crash karena salah satu tim memasukkan script migrasi tanpa backup. Data dummy hilang, dan kami harus mengulang input dari awal. Meski kesal, kami belajar pentingnya selalu punya backup rutin dan berkoordinasi sebelum melakukan perubahan besar di server.

Ada pula momen menyenangkan ketika kami sukses mengeksekusi sistem login dengan metode OAuth. Awalnya, banyak error yang muncul, tapi Suhail menemukan solusi, sedangkan Inez menambahkan logging agar kami bisa melacak error dengan mudah. Pada akhirnya, kami berhasil menyelesaikan fitur itu tepat waktu, dan rasanya lega banget melihat user bisa login tanpa kendala.

Mengapa Bergabung di Backend Squad Itu Seru?

Bagi kalian yang tertarik dengan “jeroan” aplikasi, bergabung di Backend Squad adalah pilihan tepat. Di sini, kalian akan belajar:

  • Logika Bisnis: Bagaimana merancang flow data dan alur proses di server.
  • Keamanan Data: Mengelola enkripsi, autentikasi, dan menjaga agar sistem tidak mudah disusupi.
  • Struktur Database: Belajar normalisasi tabel, indexing, serta optimasi query agar performa tetap cepat.
  • API Development: Menyediakan endpoint yang memudahkan front-end berinteraksi dengan data.
  • Kolaborasi Tim: Bekerja sama dengan desainer UI/UX dan front-end developer, sehingga sistem yang dibangun menyatu secara utuh.

Melihat contoh nyata Kak Oniq yang sudah melanglang buana di berbagai proyek dan organisasi, serta Suhail dan Inez yang sama-sama punya keunikan dalam style coding, saya semakin yakin bahwa dunia backend menawarkan tantangan dan peluang besar. Selain itu, pengalaman ini berguna banget untuk persiapan karier di industri teknologi, karena banyak perusahaan mencari backend developer yang paham database, API, dan keamanan sistem.

Pesan Terakhir dan Harapan

Dari cerita singkat ini, semoga kalian bisa melihat betapa seru dan menantangnya bekerja di balik layar sebuah aplikasi. Kak Oniq, Muhammad Suhail, dan Inez Nurdika Irzani adalah contoh nyata bagaimana kolaborasi dan passion di bidang backend bisa menghasilkan produk yang andal dan berkualitas.

Buat teman-teman yang penasaran dan ingin belajar lebih dalam, jangan ragu untuk bergabung di SINTECH atau tim serupa di kampus kalian. Di sini, kalian nggak cuma belajar teknis, tapi juga soft skills seperti manajemen waktu, komunikasi, dan kerja tim. Bukan tidak mungkin, suatu saat nanti kalianlah yang menjadi mentor selanjutnya!

Saya, Rizki, merasa beruntung bisa menyaksikan langsung perkembangan tim Backend Squad ini. Melihat mereka mengolah data, menulis logika, dan memastikan segalanya berjalan lancar di balik antarmuka, saya semakin sadar bahwa kecanggihan teknologi di era digital ini nggak lepas dari tangan-tangan hebat yang bekerja di “belakang panggung.”

Sampai jumpa di artikel berikutnya! Semoga cerita ini menginspirasi dan menambah semangat kalian untuk terus belajar. Jika kalian punya pertanyaan atau ingin berbagi pengalaman, jangan ragu tinggalkan komentar. Mari kita terus berkolaborasi dan menciptakan inovasi di bidang teknologi!

Salam semangat,
Tio

Mahasiswa TI Semester 4, Admin HMJ Divisi Pendidikan dan Penalaran, Program Kerja SINTECH, UIN Walisongo Semarang.

Back-End
Gabung dalam percakapan (1)
1 komentar
  1. Dimas Alfa
    12 April 2025 pukul 23.58
    Profil
    Dimas Alfa
    Dimas Alfa
    Berkata: wawww kak suhail
    wawww kak suhail